Misteri Dunia Santet - Dari berbagai literatur buku dan naskah kuno, santet yang ada di J.awa (Indonesia) dibagi menjadi tiga jenis. Pembagian ini berdasarkan sumber energi yang digunakan. Berikut ini adalah jenisnya.
Santet Dematerialisasi
Dematerialisasi adalah proses merubah materi menjadi energi. Proses perubahan tersebut tidak seperti proses pencernaan makanan, dimana karbohidrat diolah dalam perut secara mekanik dan kimiawi melalui berbagai tahap, hingga akhirnya menjadi senyawa gula yang siap dibakar menjadi energi.
Dematrealisasi terjadi secara tiba-tiba, menyalahi hukum fisika dan kimia. Orang yang memiliki kemampuan seperti ini, biasanya juga tidak berdiri sendiri. Ada jin yang membantu. Jin pembantu tersebut bisa didapat dari keturunan (warisan dari orang tua atau dari seseorang yang dikenalnya), atau dari hasil pemujaan.
Rasa sakitnya pun tergantung benda apa yang masuk dalam tubuh. Misalnya seorang dimasuki paku/jarum di kepala, maka rasa sakitnya berupa nyeri karena tusukan. Bila yang dimasukan adalah silet, maka si penderita akan merasa disayat-sayat. Seperti yang dialami seseorang asal Kalimantan yang mengeluh karena (maaf!) disekitar perutnya tumbuh kawat! (gambar 3). Astaghfirullah...
Kemampuan merubah materi atau benda menjadi energi termasuk kemampuan yang sangat langka. Dari 100 lebih paranormal yang saya kenal, hanya beberapa orang yang mampu melakukannya. Memang di Indonesia sulit membedakan mana pesulap dan mana orang sakti.
Santet Energi Pribadi
Santet Energi Pribadi adalah kemampuan visualisasi dengan konsentrasi penuh, hingga “hayalan” dalam visualisasi tersebut seolah-olah nyata terjadi. Visualisasi biasanya berupa bayangan bahwa orang yang dituju sedang merasakan sakit sesuai yang diharapkan.
Jenis santet ini menggunakan alat bantu visualisasi berupa boneka yang diibaratkan sebagai pengganti orang yang akan disakiti. Boneka tersebut ditusuk atau disayat (gambar 4) dengan niat menusuk/menyayat tubuh orang yang dituju..
Energi jiwa seseorang, jika disalah-gunakan, dapat berubah menjadi kekuatan santet. Misalnya, dengan kekuatan kehendak (konsentrasi) yang maksimal, seseorang dapat mempengaruhi jiwa orang lain. Dalam buku kuno saya temukan kisah unik tentang seorang pandai besi dan petani yang bertengkar. Malam hari, si pandai besi itu masuk kamar, memusatkan konsentrasi sambil memukul-mukul besi. Ketika besi dipukul, ia berniat mengirim “gelombang” suara itu agar mengganggu tidur sang petani. Terbukti, dalam beberapa malam, petani itu tidak dapat tidur karena mendengar suara aneh bergemuruh dalam kamarnya.
Di Madura ada kisah santet tidak sengaja (ngawur) yang unik. Setelah siang harinya bertengkar dengan tetangga, seseorang masuk kamar dan membaca kalimat ciptaan sendiri, yang diulang-ulang, berbunyi : "Alif lam mim, dzalikal kek tabuk". Dalam bahasa Madura, "kek tabuk" berarti sakit perut.
Setelah mantra yang sekilas mirip ayat al Qur'an itu dibaca disertai kehendak batin yang kuat agar perut tetangganya sakit, maka sakit itu pun terjadi.
Santet Energi Non Pribadi
Energi khodam atau energi yang bukan dari diri, adalah kemampuan memanfaatkan makhluk halus dari jenis jin (gambar 5) untuk didaya-gunakan sebagai alat menyampaikan kehendak. Misalnya, dengan memuja tempat keramat yang dihuni makhluk-makhluk halus. Menurut pengamatan saya, santet yang (mungkin) masih digunakan orang-orang pada zaman sekarang ini adalah santet yang bersumber dari “energi negatif” yang terdapat pada tempat-tempat angker. Misalnya, kuburan tokoh sakti berilmu hitam, atau tempat yang disitu dikultuskan. Tempat-tempat yang mengandung energi negatif itu dapat dimanfaatkan, semisal, mengambil bagian dari tanah yang ada disitu lalu ditebarkan di tanah/rumah orang yang hendak disakiti, atau melakukan transaksi dengan makhluk halus, dengan maksud minta bantuan mereka.
Bukan isapan jempol jika santet ditakuti orang, tapi semua kembali kepada pribadi kita masing-masing. Sampai dimana kadar keimanan kita, ibadah kita dengan Sang Khaliq....
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya..amien..
Santet Dematerialisasi
Dematerialisasi adalah proses merubah materi menjadi energi. Proses perubahan tersebut tidak seperti proses pencernaan makanan, dimana karbohidrat diolah dalam perut secara mekanik dan kimiawi melalui berbagai tahap, hingga akhirnya menjadi senyawa gula yang siap dibakar menjadi energi.
Dematrealisasi terjadi secara tiba-tiba, menyalahi hukum fisika dan kimia. Orang yang memiliki kemampuan seperti ini, biasanya juga tidak berdiri sendiri. Ada jin yang membantu. Jin pembantu tersebut bisa didapat dari keturunan (warisan dari orang tua atau dari seseorang yang dikenalnya), atau dari hasil pemujaan.
Proses pengiriman santet jenis ini adalah: Benda yang sudah dirubah menjadi energi, dikirim melalui gelombang energi hingga sampai kepada sasaran. Orang yang menerima energi akan merasa tersentak kaget secara tiba-tiba. Kemudian, energi yang sudah masuk dalam tubuh sasaran diubah menjadi benda seperti semula (materialisasi). Orang yang terkena santet jenis ini, di dalam tubuhnya ada benda asing yang menjadi sarana santet. dan ketika di Rontgen pun tidak terlihat wujud asli bendanya (gambar 2).
Rasa sakitnya pun tergantung benda apa yang masuk dalam tubuh. Misalnya seorang dimasuki paku/jarum di kepala, maka rasa sakitnya berupa nyeri karena tusukan. Bila yang dimasukan adalah silet, maka si penderita akan merasa disayat-sayat. Seperti yang dialami seseorang asal Kalimantan yang mengeluh karena (maaf!) disekitar perutnya tumbuh kawat! (gambar 3). Astaghfirullah...
Kemampuan merubah materi atau benda menjadi energi termasuk kemampuan yang sangat langka. Dari 100 lebih paranormal yang saya kenal, hanya beberapa orang yang mampu melakukannya. Memang di Indonesia sulit membedakan mana pesulap dan mana orang sakti.
Santet Energi Pribadi
Santet Energi Pribadi adalah kemampuan visualisasi dengan konsentrasi penuh, hingga “hayalan” dalam visualisasi tersebut seolah-olah nyata terjadi. Visualisasi biasanya berupa bayangan bahwa orang yang dituju sedang merasakan sakit sesuai yang diharapkan.
Jenis santet ini menggunakan alat bantu visualisasi berupa boneka yang diibaratkan sebagai pengganti orang yang akan disakiti. Boneka tersebut ditusuk atau disayat (gambar 4) dengan niat menusuk/menyayat tubuh orang yang dituju..
Energi jiwa seseorang, jika disalah-gunakan, dapat berubah menjadi kekuatan santet. Misalnya, dengan kekuatan kehendak (konsentrasi) yang maksimal, seseorang dapat mempengaruhi jiwa orang lain. Dalam buku kuno saya temukan kisah unik tentang seorang pandai besi dan petani yang bertengkar. Malam hari, si pandai besi itu masuk kamar, memusatkan konsentrasi sambil memukul-mukul besi. Ketika besi dipukul, ia berniat mengirim “gelombang” suara itu agar mengganggu tidur sang petani. Terbukti, dalam beberapa malam, petani itu tidak dapat tidur karena mendengar suara aneh bergemuruh dalam kamarnya.
Di Madura ada kisah santet tidak sengaja (ngawur) yang unik. Setelah siang harinya bertengkar dengan tetangga, seseorang masuk kamar dan membaca kalimat ciptaan sendiri, yang diulang-ulang, berbunyi : "Alif lam mim, dzalikal kek tabuk". Dalam bahasa Madura, "kek tabuk" berarti sakit perut.
Setelah mantra yang sekilas mirip ayat al Qur'an itu dibaca disertai kehendak batin yang kuat agar perut tetangganya sakit, maka sakit itu pun terjadi.
Energi khodam atau energi yang bukan dari diri, adalah kemampuan memanfaatkan makhluk halus dari jenis jin (gambar 5) untuk didaya-gunakan sebagai alat menyampaikan kehendak. Misalnya, dengan memuja tempat keramat yang dihuni makhluk-makhluk halus. Menurut pengamatan saya, santet yang (mungkin) masih digunakan orang-orang pada zaman sekarang ini adalah santet yang bersumber dari “energi negatif” yang terdapat pada tempat-tempat angker. Misalnya, kuburan tokoh sakti berilmu hitam, atau tempat yang disitu dikultuskan. Tempat-tempat yang mengandung energi negatif itu dapat dimanfaatkan, semisal, mengambil bagian dari tanah yang ada disitu lalu ditebarkan di tanah/rumah orang yang hendak disakiti, atau melakukan transaksi dengan makhluk halus, dengan maksud minta bantuan mereka.
Bukan isapan jempol jika santet ditakuti orang, tapi semua kembali kepada pribadi kita masing-masing. Sampai dimana kadar keimanan kita, ibadah kita dengan Sang Khaliq....
Semoga kita dapat mengambil hikmahnya..amien..
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar