• Golongan tingkat rendah/dasar
Golongan pada tingkatan ini paling marak di Indonesia. Banyak sekali pengguna dan penggunaannya. Baik oleh kalangan professional (dukun dan paranormal) maupun masyarakat awam yang tidak menguasai ilmu metafisika apapun.
Tingkatan awal ini hanya menyerang tubuh fisik dan tubuh energy. Dikarenakan proses ritual yang masih menggunakan sesajian dan di tingkatan ini sesajian digunakan untuk ‘menyuruh’ makhluk ghaib untuk menyerang korbannya. Karena proses dan penggunaan energinya tidak tetap, dan bergantung pada sesaji, biasanya pada tataran ini santet tidak memiliki daya kekuatan yg cukup lama.
Bila diukur dalam skala biometer dari nilai 1-9, tingkatan ini hanya mencapai nilai 3-4.
• Golongan tingkat menengah
Pada tingkatan ini mulai menggunakan media bantu seperti jimat, roh, atau kekuatan supra natural – supra rasional yang berkekuatan tetap.
Biasanya pada prakteknya, juga menggunakan benda dan, atau, bagian tertentu dari milik sang calon korban, benda-benda itu dapat berupa rambut, kuku, baju, sapu tangan, hingga tanah di sekitar rumah korban.
Dan benda tersebut akan disatukan dengan media yang akan digunakan. Jika hal tersebut berhasil dilakukan maka bila kekuatan media dan benda yang digunakan tidak dimusnahkan, maka korban tidak akan bisa sembuh seperti sedia kala.
Disebut berkekuatan tetap, karena medan energy yang dikirimkan dalam rentang dan jarak yang stabil sehingga dapat mempengaruhi korban lebih dalam dari tingkatan rendah/dasar. Tingkatan ini mulai menyerang tubuh fisik, tubuh pikiran, dan tubuh energy.
Bila diukur dalam skala biometer dari nilai 1-9, tingkatan ini hanya mencapai nilai 6-7.
• Golongan tingkat tinggi
Pada tingkat tinggi penggunaan media bantu hanya sebagai pelengkap dalam ritual santet itu sendiri. Karena pada dasarnya seorang penyantet pada tataran ini tidak membutuhkan apapun karena memiliki medan energy yang stabil, kuat dan berkesinambungan. Selain mempengaruhi korban dengan santetnya, pelaku juga dapat menguasai kondisi fisik, tubuh energy dan pikiran, pelaku sudah mampu menguasai energy roh dalam diri korban. Bahkan mempengaruhinya secara utuh. Baik berupa sakit penyakit hingga gangguan psikis dan spiritual.
Bila diukur dalam skala biometer dari nilai 1-9, tingkatan ini hanya mencapai nilai 9.
Tetapi dari 3 golongan tersebut dibagi lagi dalam 3 kategori besar.
• Pertama Santet Kasar,
Seperti menggunakan media bantu seperti racun atau ramuan kimia tertentu yang dapat mengakibatkan kerusakan fungsi tubuh bahkan kematian.
• Dan kedua Santet Halus,
Menggunakan piranti ghaib, seperti pusaka, jimat-jimat tertentu, jin / perewangan (makhluk ghaib), dan sebagainya.
• Yang terakhir Santet Telekinetik.
Pada tingkatan ini termasuk paling susah dijinakkan, apalagi dinetralisir. Karena keakuratan dan kedalaman factor dendam / sakit hati (psikologis) pelaku pada sang korban. Namun hal ini akan lebih efektif dan mematikan jika sang pelaku melaksanakan sendiri santetnya tanpa bantuan pihak ke tiga (paranormal ataupun dukun).
Sedang Santet telekinetik, hasilnya selalu kepada psikologis penerimanya. Tetapi ingat, karena pikiran juga menguasai tubuh, maka bisa saja, walaupun fisiknya tidak terdapat kelainan apapun, tetapi si penerima akan merasakan gangguan yang sangat kepada fungsi tubuhnya. Jadi ketika dibawa ke dokter dan dilakukan pemeriksaan medis, maka realitasnya tidak ditemukan penyakit. Memang tidak akan ditemukan penyakit, karena yang diserang adalah pikirannya.
Contoh hasil dari santet ini, seperti semua penyakit yang tidak bisa dideteksi secara medis. Nightmare atau mimpi seram. Halusinasi, seperti melihat fenomena penampakan makhluk gaib, mendengar suara-suara yang tidak jelas, memanggil-manggil nama kita, atau menyuruh kita melakukan sesuatu. Bahkan sampai melakukan aktifitas seksual atau bunuh diri.
Memang kategori ke 3 golongan santet yang sesungguhnya sangat berbahaya, walaupun ketiganya sama bahayanya. Nah, kembali kepertanyaan awal, kenapa saya percaya adanya santet.
Pertama, diluar apapun. Dengan percaya adanya santet, membuat kita senantiasa waspada atau eling. Artinya, dengan meningkatkan iman dan taqwa kita, senantiasa memohon perlindungan keselamatan dari Allah SWT untuk diri kita dan keluarga. Ini bagus dalam kaitan riyadhoh kepada Allah.
Kedua, kita senantiasa berusaha menjaga sikap dan prilaku kita. Menghindari permusuhan dsb. Tetapi sialnya, kadangkala pengirim santet tidak peduli, bagaimanapun baiknya sikap kita kepadanya, rasa sirik dan dengki kadang melebihi segalanya. Disinilah peran yang pertama tadi sangat berperan.
{ 0 comments... read them below or add one }
Posting Komentar