Jadi Orang Miskin, Harus Bangga atau Malu???

Jadi Orang Miskin, Harus Bangga atau Malu???
Apakah ini itu - Wah! Kalau bicara soal kemiskinan negara kita termasuk dalam negara miskin nggak sich? Kalau menurut saya sich kaya sekali. Apa coba yang kurang dari negara kita, mulai dari laut sampai daratan menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Tapi sangat disayangkan sampai sekarang masalah kemiskinan masih menjadi PR besar buat pemerintah. Masih banyak daerah terpencil yang belum merasakan meratanya kesejahteraan. Saya pernah membaca sebuah kabar tentang peringkat 182 negara di dunia berdasarkan pendapatan domestik bruto perkapita yang dirilis Global Finance. Dan hasilnya negara kita ini masuk dalam urutan ke 122.

Eits!!! Tapi sekarang saya tidak akan mengajak anda berdiskusi tentang bagaimana cara mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Saya kira cukup para pembesar-pembesar negeri ini yang memikirkan bagaimana caranya. Walaupun akhir-akhir ini saya tahu mereka juga dalam keadaan kemiskinan. Sebuah kemiskinan yang menyebabkan mereka tega korupsi dan menghabisi uang negeri. Ditambah lagi miskin harga diri dengan tersenyum lebar di kamera saat kasus korupsi mereka benar-benar terbukti. Duh!!! Sungguh lucunya negeri ini.

Nah berbicara soal miskin, sebenarnya jadi orang miskin itu harus malu atau bangga sih??? Banyak fakta-fakta unik dan sedikit menggelitik tentang hal ini di kehidupan nyata yang pernah saya temui.

Ada orang yang malu jika dianggap miskin. Bisa jadi ini disebabkan oleh pemikiran yang menganggap bahwa miskin itu hina. Jadi menutupi diri dari kata miskin ini. Ada orang yang berpura-pura kaya dengan berdandan mentereng dan berlagak sok kaya. Bahkan ada yang rela berhutang untuk membeli pakaian atau perabot mewah agar tidak dibilang miskin. Ada juga yang minder dan mengasingkan diri dari lingkungan karena malu dengan keadaan.

Sebuah cerita unik saya dapatkan dari kakak sepupu saya ketika dia mendapat tugas survey tentang kesejahteraan penduduk. Ada hal yang lucu terjadi. Survey membuktikan! Kakak saya mendatangi daerah sebut saja A. Di daerah A dia menjumpai banyak penduduk yang mengaku dirinya di dalam kemiskinan padahal menurut kakak saya rumah penduduk di sana tergolong besar dan masing-masing rumah mempunyai kendaraan bermotor. Untuk matapencaharian rata-rata berprofesi sebagai buruh tani. Dengan keadaan memiliki rumah layak dan mempunyai kendaraan bermotor apakah seorang buruh tani tergolong miskin?

Ya itulah yang terjadi. Banyak santunan atau bantuan untuk orang miskin yang kurang tepat sasaran. Dan lucunya lagi banyak orang yang bangga dengan mengaku dirinya miskin untuk mendapat bantuan. Ini PR buat pemerintah untuk lebih teliti sebelum memberi bantuan. Semua orang punya kebutuhan tapi ada orang lain yang lebih prioritas dan membutuhkan. Dahulukanlah saudara-saudara kita yang memang benar-benar dalam kemiskinan.

Jadi menurut pendapat saya pribadi, menjadi miskin adalah anugerah yang patut disyukuri. Jangan minder kalau kita bukan orang kaya, bersikap wajar dan jangan menutupi keadaan. Tapi tidak bijak juga jika menyebut diri kita miskin. Jangan bangga!!! Lakukan perubahan dan berusahalah. Dalam hidup kita butuh bantuan orang lain tapi jangan menggantungkan diri kepada orang lain. Swadaya!!!

{ 0 comments... read them below or add one }

Posting Komentar